Buah durian


Durian (/ ˈdjʊəriən, ˈdʊr-, -æn /) [2] ialah buah dari beberapa spesies pohon yang termasuk juga dalam genus Durio. Ada 30 spesies Durio yang disadari, minimal sembilan salah satunya membuahkan buah yang bisa dikonsumsi, lebih dari 300 varietas namanya di Thailand serta 100 di Malaysia, di tahun 1987. [3] [4] Durio zibethinus ialah salah satu spesies yang ada di pasar internasional: spesies lain dipasarkan di wilayah ditempat. Itu asli Kalimantan serta Sumatra.


Diberi nama di sejumlah wilayah untuk "raja buah-buahan", [5] durian ini ciri khas sebab ukurannya yang besar, berbau yang kuat, serta kulitnya tertutupi duri. Buahnya bisa tumbuh sebesar 30 cm (12 inci) panjangnya serta 15 cm (6 in) berdiameter, serta umumnya memiliki bobot 1 sampai 3 kg (2 sampai 7 pon). Memiliki bentuk sekitar dari lonjong ke bundar, warna kulitnya hijau sampai coklat, serta dagingnya kuning pucat jadi merah, bergantung pada spesies.

Sebagian orang memandang durian mempunyai aroma manis yang membahagiakan, sedang lainnya mendapatkan aroma yang kuat dengan aroma yang tidak membahagiakan. Berbau itu menghidupkan proses dari animo yang dalam pada rasa jijik yang intensif, serta sudah dilukiskan dengan beberapa langkah seperti bawang busuk, terpentin, serta kotoran mentah. Tiadanya baunya, yang kemungkinan bertahan semasa beberapa waktu, sudah mengakibatkan pembuangan buah dari hotel-hotel spesifik serta angkutan umum di Asia Tenggara. Sebaliknya, naturalis Inggris era ke-19 Alfred Russel Wallace memvisualisasikan dagingnya untuk "puding kaya yang benar-benar beraroma kacang almond". Dagingnya bisa dikonsumsi pada beberapa step kematangan, serta dipakai untuk membumbui bermacam sajian penutup yang gurih serta manis di masakan Asia Tenggara. Bijinya dapat juga dikonsumsi waktu dibuat.

Pohon Durian besar, tumbuh setinggi 25–50 mtr. (80–165 kaki) bergantung spesiesnya. [10] Daunnya hijau, berupa bundar panjang sampai bujur serta 10–18 cm (4–7 inci) panjangnya. Bunga-bunga dibuat dalam tiga sampai tiga puluh barisan bersama di cabang-cabang besar serta langsung di tangkai dengan semasing bunga mempunyai kelopak (sepal) serta lima (jarang-jarang empat atau enam) kelopak. Pohon durian mempunyai satu atau dua periode berbunga serta berbuah per tahun, walau saatnya beragam bergantung pada spesies, kultivar, serta tempat. Pohon durian yang ciri khas bisa berbuah sesudah empat atau lima tahun. Buah durian bisa menggantung dari cabang mana saja, serta masak kurang lebih tiga bulan sesudah penyerbukan. Buahnya bisa tumbuh sampai 30 cm (12 in) panjang serta 15 cm (6 in) berdiameter, serta umumnya beratnya satu sampai tiga kg (2 sampai 7 lb). [10] Memiliki bentuk sekitar dari lonjong sampai bundar, warna kulitnya hijau sampai coklat, serta dagingnya kuning pucat sampai merah, bergantung spesiesnya. [10] Antara tiga puluh spesies Durio yang diketahui, sembilan salah satunya sudah dideteksi membuahkan buah yang bisa dikonsumsi: D. zibethinus, D. dulcis, D. grandiflorus, D. graveolens, D. kutejensis, Durio lowianus, D. macrantha, D. oxleyanus serta D. testudinarius. [18] Buah dari banyak spesies tidak pernah disatukan atau dicheck secara benar, hingga spesies lain kemungkinan mempunyai buah yang bisa dikonsumsi. [10] Duriannya cukup seperti dengan nangka, spesies yang tidak berkaitan.

D. zibethinus ialah salah satu spesies yang dibudidayakan dengan cara komersil dalam jumlah besar serta ada di luar daerah aslinya. Sebab spesies ini diserbuki dengan cara terbuka, dia memperlihatkan keragaman yang lumayan besar dalam warna serta berbau buah, ukuran daging serta biji, serta fenologi pohon. Dalam nama spesies, zibethinus merujuk pada musang India, Viverra zibetha. Ada ketidaksepakatan mengenai apa nama ini, yang dianugerahkan oleh Linnaeus, mengacu pada musang yang benar-benar menyenangi durian hingga buah itu dipakai untuk umpan untuk menjebak mereka, atau pada durian yang bau seperti musang. [19]

Bunga durian besar serta berbulu dengan nektar yang banyak, serta keluarkan berbau yang berat, asam, serta mentega. Beberapa ciri ini adalah keunikan bunga yang diserbuki oleh spesies kelelawar spesifik yang mengonsumsi nektar serta serbuk sari. [20] Menurut riset yang dilaksanakan di Malaysia di tahun 1970-an, durian diserbuki hampir dengan cara privat oleh kelelawar buah gua (Eonycteris spelaea); [10] satu riset tahun 1996 memberikan indikasi dua spesies, D. grandiflorus serta D. oblongus, diserbuki oleh spiderhunter (Nectariniidae). ) serta spesies lain, D. kutejensis, diserbuki oleh lebah madu serta burung raksasa dan kelelawar. [21]

Beberapa periset sudah berhipotesis jika peningkatan antera monothecate serta bunga yang semakin besar (dibanding dengan genera yang masih ada di Durioneae) dalam clade yang terbagi dalam Durio, Boschia, serta Cullenia bertepatan dengan peralihan dari penyerbukan kumbang ke penyerbukan vertebrata.

Postingan populer dari blog ini

Nevertheless implausible their paring

They landed at dawn on 17 April 1961. By the afternoon of 19 April they had already been defeated.

Suhu Terasa Makin Panas di Indonesia, Ini Efek Suhu Tinggi terhadap Tubuh Manusia